Netral |
Gak
ada yang perlu ditanyain lagi tentang sepak terjang trio gokil ini. Tujuh belas
tahun berkarir di pentas musik Indonesia ,
kayaknya udah bisa jadi bukti yang absolute kalo mereka adalah salah satu band
terbesar tanah air.
S
|
emua
keluh kesah dan tawa bahagia itu berawal pada 18 November 2002. Emang bukan
waktu yang sebentar. Tapi tahun demi tahun ternyata berjalan begitu cepat.
Segala macem hal yang ribet-ribet juga udah puas dirasain. Mulai dari
pergantian personil, ngerasain jalan bareng major label, sampe akhirnya mutusin
cabut dan bergerak mandiri secara indie. Semua berjalan gitu aja. Dan gak
terasa, di tahun 2009 Netral udah ngerilis album ke-10, The Story of Netral.
Berisi tiga belas lagu tentang pengalaman hidup. Mulai dari yang asik-asik
kayak liburan dan persahabatan. Sampe yang serius kayak cinta dan nasionalisme.
Sebelum album kesepuluh beredar,
Netral juga sempat ngelempar beberapa single yang pastinya dudah familiar di
kuping lo semua, yaitu Garuda di Dadaku, Lintang dan Nomer Satu. Dan di album
baru ini, dari tiga lagu itu cuma Garuda di Dadaku doing yang diikutsertain.
Loh emangnnya kenapa sih dua single lainnya gak masuk???
“Soalnya dua lagu lainnya itu kan udah punya album
sendiri. Lintang masuk di album soundtrack film Laskar Pelangi, yang Nomer Satu
masuk di album kompilasi Yamaha Free Your Soul 2” jelas Coki. Berhubung film
Garuda di Dadaku gak dibikinin album soundtrack tersendiri, jadinya tuh lagu
bisa diikutin ke album The Story of Neteral. Gitu loh, Sobs…
Selain Garuda di Dadaku, di album baru
Netral ini lo juga bisa dengerin lagu lain semacem Susu Coklat, Kecoa dan
Kupu-kupu, Nuansa Hari Merdeka (lagu tujuh belas Agustusanciptaan H. Mutahar
ini dibikin versi ngepunk loh), dan lainnya. Pas dengerin Kecoa dan Kupu-kupu,
lo mungkin sempet ketawa-ketiwi sendiri. Konsep musiknya lucu, tapi ternyata
tema lagu ini terbilang seriusss..
“Cinta itu punya dua sisi. Ada yang indah dan ancur.
Di sini kita ngegambarin sifat cinta yang indah sebagai kupu-kupu, dan yang
ancur sebagai kecoa,” komennya Bagus. Mantep juga yee… sesuatu yang serius bisa
disajiin dengan gaya
yang lucu dan seru. Yah, emang begitulah trio gokil itu.
Sebagi band yang agak idealis, Netral
lebih ngandelin penghasilan dari manggung. Meski begitu, penghasilah RBT yang
mereka dapet juga gak bisa dibilang jelek. Emang sih. Kalo dibandingin sama
band-band pop yang lagi musim sekarang, penghasilan RBT mereka gak seberapa.
Tapi itu gak bikin mereka lantas ngerasa terganggu.
“Bukannya sombong nih ya. Tapi
biasanya band pop itu umurnya gak terlalu panjang,” timpal Bagus.
“Seandainya ada personil band sekarang
yang punya mobil mewah, coba aja diliat 10 tahun yang akan datang. Masih ada
gak tuh mobilnya???” tambah Coki lagi yang disambut Eno dengan mesam-mesam.
Emang mesti diakui, selama rentang
tujuh belas tahun ini, Netral sempet ngalamin kondisi pasang dan surut. Tapi
satu hal yang mesti disukuri adalah kenyataan bahwa mereka gak kehilangan
pencintanya. Netral tetep deket dengan fans lama, dan mampu menggaet fans baru,
bahkan dari generasi yang usianya terbilang sangat muda.
Sekarang, umur netral udah tujuh belas
tahun. Tugas terbesar mereka Cuma tinggal pertahanin eksistensi dengan idealisme
dan kreativitas yang ada. Gak usah cari penggemar lagi. Udah banyak soalnya,
hehehe.. Tapi justru hal itulah yang kayaknya paling berat. Ngeraih prestasi
mah gampang. Pertahaninnya itu yang butuh perjuangan dan bikin berdarah-darah.
Semoga mereka tetep jadi sesuatu yang
luar biasa, untuk selamanya… Maju terus…
netral....
BalasHapusgue seneng band ini....
go truss...