Bondan Prakoso |
Di usianya yang tergoong
muda, Bondan Prakoso telah dikenal sebagai pemain bas jempolan di seantero Indonesia .
Kemampuan teknispermainannya pun telah diakui oleh kalangan musisi top. Lewat
proyek barunya bernama grup hiphop, Fade 2 Black, ia berhasil membuktikan bahwa
musikalitasnya tidak hanya sebatas hal teknis bermain bas. Namun juga piawai
dalam membuat komposisi lagu. Bahkan proyek kolaborasi tersebut, ia bertindak
sebagai produser di samping main bas, gitar, dram, menyanyi, membuat aransemen
musik dan turut terlihat dalam penulisan lirik.
Kiprah
bermusik cowok kelahiran Jakarta ,
8 Mei 1982 ini sebenarnya sudah dimulai sejak ia berusia tujuh tahun sebagai
penyanyi cilik. Darah seni Bondan sudah mengalir dari sang ayah, Sisco Batara
yang berprofesi sebagai composer dan aranjer ‘di belakang layar’. Ia juga
seorang pemain trombone dan kibor yang sering main di berbagai club malam. Oleh
sang ayah, Bondan kecil dibimbing dan diterbitkan sebagai penyanyi hingga
berhasil mengantongi tujuh buah album pop anak-anak. Lagu paling populernya
apalagi kalau buka ‘Si Lumba-Lumba’.
Beranjak
remaja, Bondan mulai mengenal instrument musik. Awalnya ia menyukai dram dan
gitar sebelum akhirnya kepincut dengan bas sejak ia masih duduk di bangku kelas
dua SMP ketika menyimak lagu ‘Soul to Squeenze’ Red Hot Chilli Peppers. “di
lagu itu permainan basnya ‘keluar jalur’ dari fungsinya yang bias ague denger
hanya sebagai ritem. Di lagu itu gue denger nggak hanya sebagai ritem tapi juga
bias melodi. Ternyata bas bias juga jadi ‘main
course’ dari sebuah lagu bahkan bias
menjadi ‘nyawa’nya,” ujar Bondan, yang juga mengidolai Les Claypol (Primus)
mengenang.
Bas yang pertama kali dimilikinya adalah Channel
buatan Korea lima senar. Sejak itu
Bondan mempelajari permainan dasar bas dari Budi, pemain bas beraliran funk,
salah seorang teman ayahnya. Namun sebulan kemudian, Budi harus pergi ke
Brunei, Alhasil, Bondan belajar secara otodidak dengan mengulik lagu-lagu dari
Red Hot Chilli Peppers, 311, Faith No More, Primus dan lain-lain. Ia pun tidak
pernah mengenyam pendidikan khusus tentang bas. Bahkan ia mengaku hingga kini
tidak bisa membaca partitur bas.
Sumber : Majalah GitarPlus Edisi MEI 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar